Rihlah Ilmiah LPM ke Surakarta: Si-Pat Tak Dua-Pat Lut

9-13 Desember 2019

Sehari pasca acara Klinik Borang Akreditasi Perguruan Tinggi dan Akreditasi Program Studi, hari senin tanggal 9 Desember 2019, seluruh kru Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Lhokseumawe berangkat ke tanah Pangeran Sambernyawa untuk memantik api nalar mutu kampus setidaknya dapat berdiri sederajat dengan institusi perguruan tinggi Islam lainnya di Indonesia. Rihlah ilmiah awak LPM Lhokseumawe di Institut Agama Islam Negeri Surakarta disambut dengan sangat bersahaja oleh Ketua LPM dan kepala SPI.  Seluruh Kru LPM IAIN Lhokseumawe diarahkan menuju ke kantor LPM IAIN Surakarta. Di ruang tersebut TIM LPM IAIN Lhokseumawe berkonsultasi tentang metode penyusunan Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Tambahan, yang dijelaskan langsung oleh Ketua LPM IAIN Surakarta, Dr. R. Luqman Faurani, M.Ag, yang didampingi Kapus Audit dan Pengendalian Mutu, Dr. Fetty, M. Pd, dan Kapus Pengembangan Mutu Internal, Dr. Helmi, M.Pd. Diskusi dan konsultasi berjalan seru dan lancar yang sekali-kali diselingi tawa-canda akibat banyolan-banyolan lucu bapak Dr. Jumat Barus, MS, yang bercakap Jawa beraksen Batak-Karo. Indikator Kinerja Utama semuanya diadopsi  dari Standar Nasional Pendidikan tinggi (SN-Dikti), sedangkan Indikator Kinerja Tambahan diinjeksi dari visi dn misi lembaga yang nantinya diderivasi ke IKU dan IKT Fakultas dan Program Studi, demikian jelas Dr. Luqman Faurani.

Keesokan harinya, Tim LPM IAIN Lhokseumawe melanjutkan diskusi dengan LPM IAIN Surakarta mengangkat tema Akreditasi APTversi 3.0 dan APS versi 4.0. Ketua dan para Kapus LPM IAIN Surakarta menjelaskan secara sporadis tentang penyusunan borang Akreditasi versi 3.0 dan 4.0. Meskipun sebenarnya mereka juga belum menyusun borang dimaksud karena status akreditasi sekarang masih standar 7 (tujuh). Pasca salat dhuhur, Kawula LPM Lhokseumawe dan Surakarta sama-sama bergabung menuju ke tempat kuliner untuk kenduri Tengkleng, kuliner khas kota Solo. Sorenya, tim kecil ini langsung menuju kediaman hotel syariah untuk mengaso dan istirahat.

Si Pat Tak Dua Pat Lut

Pada hari pertama kedatangan Tim LPM IAIN Lhokseumawe, setelah selesai konsultasi dan diskusi tentang IKU dan IKT di ruang LPM IAIN Surakarta, Tim LPM IAIN Lhokseumawe kemudian diarahkan ke ruang wakil rektor bidang akademik, namun belum sempat diskusi banyak dengan wakil rektor tersebut, tiba-tiba rektor IAIN Surakarta, Prof. Dr. H. Mudhoffir, S. Ag., M.Pd, menyambangi tim LPM IAIN Lhokseumawe dan mempersilahkan ketua LPM masuk ke ruang rektor, sementara anggota tim lainnya diajak berfoto ria di depan lobi Biro rektor. Di ruang rektor ternyata sudah ada dua orang tim penilai peralihan IAIN Surakata ke UIN Surakarta dari Kementerian Agama RI sembari menunggu kedatangan Asesor BAN-PT, yaitu Prof. Dr. H. Thib Raya, MA. Selanjutnya, awak Lhokseumawe yang terdiri dari Dr. Al Husaini M Daud, MA, selaku ketua tim, Dr. Jumat Barus, MS, Dr, Nurlaila, M. Pd, Lisa, M. Pd, dan Nurul Fadhillah, M. Hum, diberi kesempatan untuk menyaksikan prosesi asesmen perubahan IAIN Surakarta menjadi UIN Surakarta di ruang aula utama biro rektor.

Realitas ini, bak kata pepatah Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampau. Atau dalam istilah pepatah Aceh Sipat tak duapat lut. Tujuan awal LPM Lhokseumawe ke LPM Surakarta adalah untuk mendapatkan pencerahan tentang IKU dan IKT serta Akreditasi kriteria 9, alhamdulillah tanpa disuga Tim kecil ini mendapat penghormatan luar biasa dengan diizinkan mengikuti prosesi Asesmen Perubahan IAIN Surakarta menjadi UIN Surakarta. Jadi pengalaman IAIN tersebut menjadi pengetahuan berharga bagi Tim IAIN Lhokseumawe dalam merilis persiapan tranformasi IAIN Lhokseumawe kepada Universitas Islam Negeri.

Wallahu a’lam,